Samosir, indonesiaclik.com || Terkait berita viral tarif tiket masuk ke objek wisata Bukit Cinta, Kepala Dinas Kebudayaan da Pariwisata Samosir, Tety Naibaho memberikan klarifikasi. Rabu, 25 Maret 2025.
“kami sampaikan bahwa Tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir, Tim Kecamatan Harian dan Tim Polsek Harian langsung turun ke lokasi melakukan klarifikasi dan meminta penjelasan dari pihak pengelola yakni Bapak Benny Situmorang,” ujar Tety Naibaho.
Dijelaskanya dalam pertemuan itu, diketahui bahwa lokasi tersebut merupakan milik pribadi, dan benar bahwa pengelola mengutip tarif masuk sebesar Rp 30.000 sebagaimana tertulis pada tiket/karcis masuk ke objek wisata. Tarif ini berlaku untuk 1 mobil berikut semua penumpang mobil tambah biaya parkir, dan tiket ini dinyatakan resmi karena sudah diperporasi oleh Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah.
“Kami juga telah melakukan pembinaan dan simulasi cara melayani pengunjung/wisatawan dengan menerapkan SENYUM-SAPA. Spanduk yang bertuliskan tarif masuk juga sudah dipasang di pintu masuk Bukit Cinta. Dear tourists, bila ada hal-hal yang kurang berkenan selama berwisata di Samosir, silahkan hubungi Nomor WA berikut: 081268290167 (Kadis Budpar Kab. Samosir) dan WA. 085270222334 (Kabid Promosi Pariwisata),” jelas Tety Naibaho.
“Bila Anda puas selama berwisata di Samosir,” pinta Tety Naibaho, beritakanlah sampai ke ujung dunia. “Bring The World to Samosir, Bring Samosir to The World.
Kami akan terus berusaha berbenah demi memberikan pelayanan prima bagi wisatawan.”
Himbauan Tety Naibaho kepada masyarakat Samosir khususnya pelaku usaha pariwisata, agar bergandengan tangan membangun pariwisata Samosir Negeri Indah Kepingan Surga, Titik Awal Peradaban Bangso Batak.
Lebih lanjut Tety Naibaho menyampaikan tarif masuk objek wisata Bukit Cinta:
Bus: Rp70.000 (termasuk seluruh penumpang)
Minibus: Rp50.000 (termasuk seluruh penumpang)
Mobil: Rp30.000 (termasuk seluruh penumpang)
Sepedamotor: Rp10.000 (termasuk seluruh penumpang).
“Songon Umpasa Batak namandok,
“Pauk pauk hudali, pago pago tarugi.
Natading taulahi, nahurang denggan tapauli, asa sude taruli” (mari kita benahi yang kurang baik). Horas…Horas…Horas…!”.