Tahanan Lapas Pangururan Tewas Diduga Akibat Dianiaya Sesama Napi

Ket: Kepala Lapas Pangururan, Jeremia saat wawancara bersama wartawan

Samosir, indonesiaclik.com || Seorang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Pangururan, Kabupaten Samosir, berinisial AR Siregar, meninggal dunia pada Senin, 6 Oktober 2025, diduga akibat perkelahian di dalam lingkungan lapas.

Korban diketahui merupakan warga Desa Limokito, Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, yang tengah menjalani masa hukuman 2 tahun 6 bulan atas kasus perjudian.

Kepala Lapas Kelas III Pangururan, Jeremi, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia menyebutkan bahwa korban sempat terlibat perkelahian dengan sesama warga binaan sebelum akhirnya tak sadarkan diri.

“Memang ada satu warga binaan kita bernama Armi yang meninggal dunia. Kronologinya, terjadi selisih paham di dalam sehingga terjadi pemukulan terhadap Armi. Diduga bukan satu orang yang memukulnya, dan saat ini masih dalam investigasi siapa saja yang terlibat,” jelas Jeremia saat ditemui di kantor Lapas, Senin (6/10).

Menurutnya, korban sempat pingsan setelah kejadian dan langsung dibawa ke klinik lapas untuk mendapat pertolongan pertama. Karena mengalami sesak napas dan kehilangan kesadaran, perawat kemudian memutuskan untuk merujuk korban ke RSUD dr. Hadrianus Sinaga.

Namun, Direktur RSUD dr. Hadrianus Sinaga, dr. Iwan Sihaloho, menyatakan bahwa korban sudah meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.

Jeremia menambahkan, berdasarkan pemeriksaan awal, tidak ditemukan riwayat penyakit berat pada korban. Meski demikian, korban memang kerap mengeluhkan telapak tangannya yang sering berkeringat, yang diduga bisa saja berkaitan dengan penyakit jantung.

Kepala Keamanan Lapas, Mitra Tarigan, turut menjelaskan kronologi sebelum kejadian. Ia menyebutkan bahwa Minggu malam 5/10/25 sekitar pukul 20.30 WIB, korban sempat terlibat keributan di kamar 3 bersama penghuni lain.

“Untuk menghindari keributan lebih lanjut, kami pindahkan korban ke kamar 2. Saat itu kondisinya masih sehat. Pagi harinya, setelah apel dan kegiatan senam, korban kembali ke kamar 2 untuk mengambil pakaiannya. Saat keluar dari kamar itulah peristiwa pemukulan terjadi,” ungkap Mitra.

Mitra juga menyebutkan bahwa penghuni kamar 3 berjumlah sekitar 14 orang, namun pelaku diduga bukan berasal dari kamar tersebut, melainkan dari kamar lain.

Saat ditanya soal keberadaan kamera pengawas di area tempat kejadian, Jeremia mengaku tidak ada CCTV yang memantau ruang tahanan tersebut. Ia juga belum dapat menjelaskan secara pasti penyebab kematian dan siapa pelaku pemukulan.

Hingga saat ini, jenazah AR Siregar masih berada di RSUD dr. Hadrianus Sinaga untuk keperluan pemeriksaan medis lebih lanjut. Pihak keluarga akan menentukan apakah akan dilakukan otopsi atau tidak.

Pihak kepolisian bersama petugas lapas masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kronologi lengkap dan pihak yang bertanggung jawab atas kematian korban.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tutup
Tutup