PEKANBARU, indonesiaclik.com || Tudingan negatif yang menyebutkan manajemen Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) tidak bertanggung jawab terhadap insiden kecelakaan maut yang terjadi beberapa waktu lalu dibantah keras Kepala UPT Pelayanan Trans Pekanbaru, Sarwono.
Kepada media ini, Sarwono menjelaskan bahwa pihaknya proaktif membantu penyelesaian insiden ini dengan berkomunikasi dengan intens kepada pihak keluarga.(17/1/2025).
“Sejak kecelakaan tertabraknya Roy Martin terjadi, Kamis (2/1) lalu, pihak manajemen transmetro langsung turun ke lokasi dan mengawal korban ke rumah sakit.
“Kami ikut membawa korban ke rumah sakit dan memastikan bahwa korban mendapat pelayanan terbaik. Namun karena luka korban yang parah, ia tidak dapat tertolong dan akhirnya meninggal dunia,” jelas Sarwono.
Dia menjelaskan, berdasarkan komunikasi dengan pihak keluarga, manajemen transmetro juga memfasilitasi penyelenggaraan jenazah korban di rumah duka warga Tionghoa.
“Untuk penyelenggaraan jenazah ini memerlukan biaya yang cukup besar, yakni mencapai hampir Rp.40 juta. Keluarga supir dan manajemen Trans Metro pun urunan untuk membiayai penyelenggaraan jenazah korban,” jelasnya.
Selain itu, Sarwono mengatakan dirinya juga langsung berkomunikasi dengan pihak Jasa Raharja untuk membantu menguruskan santunan untuk korban.
“Yang nama kecelakaan siapa yang menginginkan. Ini musibah. Bagaimana pun ini kita sikapi dengan bijak, saya selaku pimpinan TMP juga melakukan evaluasi. Kita sudah berbicara, baik keluarga supir dengan keluarga korban,” terang Sarwono.
Jadi menurut Sarwono, tuduhan bahwa pihak manajemen TMP tidak perhatian dan tanggung jawab terkait insiden ini jelas merupakan tuduhan yang kejam dan tak sesuai fakta.
“Pihak keluarga juga mengucapkan terimakasih, karena ada niat baik kita dan melihat manajemen Transmetro hadir dari sejak penanganan di rumah sakit hingga pemakaman,” ungkapnya.
Sarwono mengaku bahwa persoalan ini belum benar-benar tuntas karena ada permintaan keluarga yang belum dapat dipenuhi pihak keluarga supir, yakni meminta biaya pembuatan batu nisan kuburan yang nilainya mencapai Rp40 juta.
“Biaya ini sangat besar bagi keluarga supir yang jelas-jelas bukan orang berada. Apalagi belakangan masalah ini terus berlanjut secara hukum yang berdampak pada penahanan supir transmetro. Tentu keluarga supir jadi bingung, jangankan untuk mencari dana biaya nisan, untuk makan mereka di hari mendatang saja pasti akan sangat sulit,” terang Sarwono.
Ia berharap insiden ini dapat di selesaikan dengan baik dan tidak merembet kepada informasi yang tidak bertanggung jawab. “Yang jelas sekali lagi kami menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban atas kejadian yang tidak diinginkan ini dan pihak Transmetro akan berupaya yang terbaik untuk keluarga korban dan supir transmetro,” pungkasnya.***
Editor.kabiro desi suarni