Samosir, indonesiaclik.com ll , Lagi, Keluarga besar Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Samosir memberikan uluran tangan kepada Ignatius Gultom, siswa SD Negeri 8 Saornauli sebesar 40 juta Rupiah, pada 24 April 2024. Sebelumnya keluarga besar Disdikpora Samosir juga sudah memberikan bantuan tahap pertama sebesar 52 Juta Rupiah pada 13 Agustus 2023.
“Sebisa mungkin kita akan terus menggalang dana untuk membantu Ignatius Gultom yang saat ini sedang dalam proses penanganan medis, karena penyakit yang dialaminya,” kata Jonson Gultom, Senian, 29 April 2024.
Jonson Gultom menjelaskan bantuan itu merupakan bentuk solidaritas dari keluarga besar Disdikpora Kabupaten Samosir, yang dilakukan secara gotong royong antara pendidik, kependidikan, serta siswa/siswi yang ada di Samosir.
“Karena kita di dinas pendidikan satu tubuh, oleh karena itu apa yang dialami bagian dari dinas pendidikan, seluruhnya juga turut merasakanya,” ungkap Jonson Gultom.
Tak sampai disitu, Jonson Gultom berjanji bahwa, keluarga besar Disdikpora Kabupaten Samosir akan tetap melanjutkan mengupulkan donasi untuk pengobatan Ignatius Gultom, wulaupun sudah dua kali memberikan donasi.
Manorang Gultom yang merupakan orangtua Ignatius gultom, menyampaikan banyak terimakasi kepada keluarga besar Disdikpora Samosir atas bantuan yang diberikan untuk pengobatan anaknya, terlebih kepada para siswa/siswi yang turut memberikan donasi.
Sebelumnya, Manorang Gultom warga Desa Saor Nauli Hatoguan, Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir, memohon bantuan dari Pemerintah Kabupaten Samosir, ataupun pihak lainnya untuk pengobatan anaknya yang menderita penyakit atresia ani (anus imperforata).
Ignatius yang memiliki kelainan sejak lahir ini, adalah anak ke-2 dari 6 bersaudara, ia terpaksa harus buang air besar lewat lubang di perutnya, dan ditampung dengan plastik yang ditempel pakai double tip karena keterbatasan biaya.
Menurut keterangan dari Manorang, Ignatius yang mengalami penyakit yang cukup langkah ini, sejak dia lahir sudah menjalani 4 kali operasi. Tidak hanya kelainan di bagian anus, Ignatius juga mengalami pembocoran di bagian jantung. Tidak hanya itu, sebelum dioperasi, Ignatius juga pernah mengalami kesulitan pada saat buang air kecil, karena dia juga memiliki kelainan di bagian kelamin.
Pada bulan Januari Tahun 2017, kata Manorang, sejak pindah dari Medan ke Samosir, pihak keluarga selalu kesulitan untuk biaya pengobatan anaknya. “Memang kalau untuk biaya perawatan dan biaya operasi ataupun biaya Rumah Sakit, itu adalah BPJS, namun biaya lainnya, seperti penginapan, makan, ongkos dan biaya lainnya tidaklah sedikit. Bahkan 8 bulan terakhir ini, kami sudah menghabiskan sekitar 80 juta,” jelasnya.
Ditambahkannya lagi, dalam proses pengobatan anaknya, beberapa bulan terakhir ini, sudah lebih 40 kali harus bolak balik ke Rumah Sakit Adam Malik Medan.(Jepri)